Budidaya kayu sengon memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Permintaan akan kayu sengon bukan hanya di dalam negeri, namun juga dari mancanegara. Permintaan ekspor kayu lapis berbahan baku sengon terus meningkat. Permintaan kayu sengon, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri semakin meningkat. Untuk pasar ekspor, semakin banyak negara yang meminati kayu olahan dari sengon. Kayu sengon di ekspor ke kawasan Eropa dan Amerika Serikat, juga ke negara-negara Afrika, Timur Tengah, dan Asia.
Kemenhut memang semakin giat mempromosikan kegiatan menanam pohon yang bernilai ekonomi tinggi seperti sengon dan jabon. Demikian menjanjikan prospek bisnis dari industri kayu sengon baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Dalam skala industri, pemilihan sengon sebagai salah satu jenis pohon yang diproritaskan untuk pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) merupakan suatu pilihan yang tepat. Sengon dapat dipanen pada umur yang relatif singkat yaitu 5-7 tahun setelah tanam sehingga sangat menguntungkan untuk diusahakan dalam skala besar seperti pengusahaan HTI. Dengan masa pengusahaan 35 tahun ditambah satu kali masa rotasi, pengusahaan hutan tanaman (HT) sengon akan bisa menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pulp dan kertas serta untuk keperluan kayu pertukangan dan bangunan. Sengon sendiri akan menjadi bahan baku pulp yang sangat kompetitif dibandingkan dengan jenis pohon lainnya. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menanam sengon antara lain sebagai berikut :
1. Masa tebang relatif pendek.
2. Pengelolaan relatif mudah.
3. Persyaratan tempat tumbuh tidak rumit.
4. Kayunya serba guna.
5. Permintaan pasar terus meningkat.
6. Membantu menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas lahan.
Dengan masa tebang yang relatif pendek, pada tahun keenam pengusahaan HT sudah dapat menangguk bahan baku berupa kayu sengon untuk keperluan industri terkait. Dengan demikian, di samping dapat menghemat waktu, pengusahaan sengon juga dapat menghemat biaya dan tenaga. Biaya pembangunan akan lebih ringan pada jenis pohon yang tumbuh cepat atau berotasi pendek seperti sengon ini. Hal ini disebabkan adanya cash flow masuk dari hasil penebangan yang segera dapat mengurangi biaya yang telah dikeluarkan. Dengan melihat beberapa kelebihan sengon dibandingkan jenis pohon lainnya maka pengusahaan hutan tanaman sengon merupakan suatu pilihan yang sangat rasional.
![](file:///C:\DOCUME~1\MICROS~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Pra-penanaman
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dimaksud adalah merencanakan semua kegiatan/aktivitas yang akan dilaksanakan pada proyek investasi kayu sengon mulai dari perencanaan model penanaman sampai dengan pemanenan dan penanganan pasca panen berserta perencanaan analisis biaya yang dibutuhkan dan pendapatan selama proyek berlangsung. Secara garis besar kegiatan perencanaan meluputi :
1. Perencanaan awal (pembuatan proposal dan peninjauan pustaka atau referensi)
2. Perencanaan kegiatan lapangan
3. Perencanaan anggaran dan analisis biaya
4. Kegiatan survei lapangan (survei potensi lahan, analisis unsur hara tanah, analisis riwayat hama dan penyakit tanaman yang terdapat di lahan)
5. Analisis Sosial-Masyarakat
b. Persiapan lahan
Kegiatan ini meliputi :
1. Pembersihan lahan
2. Pembuatan pancang dan jarak tanam (2 m x 3 m)
3. Pembuatan lubang tanam (40 cm x 40 cm x 40 cm)
4. Penyiapan pupuk (1/2 karung per lubang tanam)
c. Penyediaan bibit tanaman
Untuk mendapatkan pohon sengon yang berkualitas sebaiknya perlu dilakukan pemilihan/seleksi bibit sengon yang berkualitas pula. Bibit berkualitas dapat dilihat dari asal-usul benih, umur bibit, dan tinggi bibit, serta kesehatan bibit. Seleksi tersebut dapat dilakukan pada saat pembelian bibit sengon dari tempat pembibitan atau nursery yang menyediakan bibit sengon siap tanam dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Umur bibit tidak lebih dari 4 bulan dari asal benih.
2. Tinggi bibit minimal 30 cm
3. Bibit tidak terjangkit penyakit atau terserang hama
4. Bibit memiliki perakaran dan batang yang kuat serta daun yang rumbun
Sebagai tambahan untuk bibit yang berkualitas adalah bibit sudah mempunyai simbiosis dengan Rhizobium atau Mikoriza. Jika bibit dengan karakteristik diatas tidak tersedia di pasar, maka penyediaan bibit sebaiknya dilakukan sendiri dengan membuat kebun persemaian sendiri. Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan hasil investasi penanaman sengon.
Penanaman
Setelah semua kegiatan pra-penanaman selesai dilakukan, maka harus dengan segera dilanjutkan pada tahap kegiatan penanaman. Pelaksanaan kegiatan penanaman harus memperhatikan aspek berikut :
1. Dilakukan di bulan penghujan (untuk saat ini/tahun 2015 berdasarkan data BMKG, bulan penghujan jatuh mulai bulan Februari untuk kawasan Jawa Barat dan sekitarnya)
*catatan : prediksi tersebut dapat berubah sewaktu-waktu mengingat prediksi cuaca saat ini sulit diduga.
2. Dilakukan oleh tenaga pekerja yang mengerti cara menanam yang benar yaitu pengurukan bibit dan pemasangan ajir (sebaiknya didampingi dan diawasi oleh tenaga ahli)
3. Jika pada hari penanaman tidak ada hujan, maka sebaiknya bibit disiram
4. Dilakukan di pagi hari atau sore hari (menghindari intensitas sinar matahari yang ekstrim)
Pasca Penanaman
Penanganan pasca penanaman merupakan kegiatan inti dari proyek investasi sengon yang akan menentukan berhasil tidaknya proyek tersebut. Kegiatan pasca tanam merupakan kegiatan yang padat karya, membutuhkan tenaga dan biaya yang relatif tidak sedikit dan juga berjangka waktu sesuai umur proyek dalam satu periode. Kegiatan pasca penanaman dalam satu periode panen (selama 5 tahun) meliputi :
a. Kegiatan perawatan
Dalam satu periode penanaman (lima tahun), kegiatan perawatan yang harus dilakukan terbagi menjadi tiga tahap :
1. Tahap pertama (Perawatan Intensif, umur 0-2 tahun)
– Pembersihan gulma (dilakukan dua minggu sekali)
– Penyemprotan hama dan penyakit (minimal dilakukan satu bulan sekali)
– Pemupukan organik (pada tahun pertama dua bulan sekali dan pada tahun kedua dilakukan 2 bulan sekali)
– Pemupukan kimia : NPK, Urea, Kiserite, KCl (dilakukan tiga bulan sekali)
– Pemotongan Cabang (disesuaikan)
– Pendangiran
– Penjarangan pertama (ditahun ke-2)
2. Tahap kedua (Perawatan sedang, umur 2-3 tahun)
– Pembuatan piringan (pembersihan gulma diameter 1 meter dari pangkal batang)
– Pemotongan Cabang
– Pemupukan kimia (satu tahun tiga kali)
– Penjarangan kedua (dilakukan pada tahun ke-3)
3. Tahap ketiga (perawat biasa, umur 3-5 tahun)
– Pemupukan kimia satu tahun sekali
– Penjarangan ketiga (pada tahun ke-4)
– Pemotongan cabang
b. Kegiatan penyulaman
Kegiatan penyulaman biasanya dilakukan satu bulan setelah penanaman dengan intensitas 10-20% dari tanaman total. Hal ini berdasarkan persentasi harapan hidup dari bibit yang ditanam di lapangan, biasanya nilai harapan hidup bibit adalah 80%.
c. Kegiatan penjarangan
Setidaknya dalam satu periode akan dilakukan tiga kali penjarangan. Penjarangan-penjarangan ini bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan skunder dari pohon sengon agar diameternya tumbuh menjadi lebih besar. Kegiatan penanaman dengan jarak 2 m x 3 m bertujuan membentuk batang kayu yang lurus keatas dan mengurangi adanya percabangan yang dapat menurunkan kualitas dan harga kayu bulat (log) sengon. Sedangkan penjarangan bertujuan membesarkan diamter batang yang sudah lurus tersebut. Tiga tahap penjarangan masing-masing mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dengan perhitungan tanaman per hektar yaitu 1667 pohon, maka jumlah pohon yang dijarangkan pada masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama sebanyak 10 % dari 1667 pohon = 167 pohon
2. Tahap kedua sebanyak 20 % dari 1500 pohon = 300 pohon
3. Tahap ketiga sebanyak 30 % dari 1200 pohon = 360 pohon
Jumlah pohon yang tersisa setelah tiga kali penjarangan adalah 840 pohon. Jumlah inilah yang menjadi hasil panen akhir periode.
d. Kegiatan pengukuran potensi kayu
Kegiatan pengukuran potensi kayu bertujuan untuk menduga jumlah kubikasi yang akan dihasilkan dalam satu periode. Kegiatan ini dilakukan secara sensus, yakni mengukur dimensi pohon sebanyak 840 pohon per hektar. Ada tiga dimensi pohon yang diukur, yaitu diameter setinggi dada (dbh), tinggi bebas cabang (tbc), dan tinggi total (tt). Hasil pengukurang digunakan untuk mengetahui potensi kubikasi kayu dari 840 batang pohon kayu sengon berumur 5 tahun dengan rumusan :
Potensi Total : Volume/kubikasi (m3) = ¼ x 3,14 x dbh2 x tt
Khusus untuk kayu pertukangan : Volume/kubikasi (m3) = ¼ x 3,14 x dbh2 x tbc
e. Perencanaan pemanenan
Kegiatan perencanaan pemanenan hanya akan dilakukan pada saat kayu akan dipanen sendiri atau tidak diborongkan kepada tengkulak. Kegiatan ini meliputi perencanaan penebangan, penyaradan, dan pengangkutan.
![](file:///C:\DOCUME~1\MICROS~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Rencana Modal Usaha
Komponen biaya yang diuraikan dibawah ini merupakan kebutuhan modal usaha penanaman kayu sengon per satuan hektar atau seluas 10.000 m2 dengan periode selama lima tahun atau 60 bulan. Adapun rincian kebutuhan modal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Analisis Kebutuhan Modal Usaha
No. Kegiatan Jumlah satuan Harga satuan Total Biaya
Perencanaan
1 Pembuatan Proposal 1 Eksemplar 500.000 500.000
2 Perencanaan Kegiatan 1 1.000.000 1.000.000
3 Perencanaan Biaya dan Analisis biaya 1 2.000.000 2.000.000
4 Kegiatan Survei Lapangan
Survei potensi 1 hari 500.000 500.000
Analisis unsur hara 3 sample 300.000 900.000
Analisis riwayat penyakit 1 500.000 500.000
5 Analisis sosial masyarakat 1 500.000 500.000
Subtotal 5.900.000
Persiapan lahan
1 Pembersihan 20 HOK 75.000 1.500.000
2 Pembuatan pancang dan jarak tanam 2 HOK 75.000 150.000
3 Pembuatan Lubang tanam 1667 Lubang 2.500 4.167.500
4 Pemberian pupuk 10 HOK 75.000 750.000
5 Pupuk Kandang 560 Karung 10.000 5.600.000
Subtotal 12.167.500
Penyediaan bibit tanaman
1 Bibit kualitas 1 900 Bibit 1.500 1.350.000
2 Bibit kualitas 2 400 Bibit 1.200 480.000
3 Bibit kualitas 3 267 Bibit 1.000 267.000
Subtotal 2.097.000
Penanaman
1 Distribusi bibit ke lubang tanam 2667 Bibit 500 1.333.500
2 Penanaman Bibit 2667 Bibit 2.000 5.334.000
Subtotal 6.667.500
Perawatan
Perawatan Pertama
1 Pembersihan Gulma 144 HOK 75.000 10.800.000
2 Penyemprotan Hama 48 HOK 75.000 3.600.000
3 Pupuk Kandang 560 Karung 10.000 5.600.000
4 Pupuk Kimia 400 Kg 30.000 12.000.000
5 Pemupukan 120 HOK 75.000 9.000.000
6 Pemotongan cabang 24 HOK 75.000 1.800.000
7 Pendangiran 24 HOK 75.000 1.800.000
8 Penjarangan 10 HOK 75.000 750.000
Subtotal 45.350.000
\
Perawatan Pertama
1 Pembersihan Gulma 144 HOK 75.000 10.800.000
2 Penyemprotan Hama 48 HOK 75.000 3.600.000
3 Pupuk Kandang 560 Karung 10.000 5.600.000
4 Pupuk Kimia 400 Kg 30.000 12.000.000
5 Pemupukan 120 HOK 75.000 9.000.000
6 Pemotongan cabang 24 HOK 75.000 1.800.000
7 Pendangiran 24 HOK 75.000 1.800.000
8 Penjarangan 10 HOK 75.000 750.000
Subtotal 45.350.000
\
Perawatan Kedua
1 Pembuatan Piringan 12 HOK 75.000 900.000
2 Pemotongan Cabang 12 HOK 75.000 900.000
3 Pupuk 100 Kg 30.000 3.000.000
4 Pemupukan 30 HOK 75.000 2.250.000
5 Penjarangan 10 HOK 75.000 750.000
Subtotal 7.800.000
1 Pembuatan Piringan 12 HOK 75.000 900.000
2 Pemotongan Cabang 12 HOK 75.000 900.000
3 Pupuk 100 Kg 30.000 3.000.000
4 Pemupukan 30 HOK 75.000 2.250.000
5 Penjarangan 10 HOK 75.000 750.000
Subtotal 7.800.000
Perawatan Ketiga
1 Pupuk 50 Kg 30.000 1.500.000
2 Pemupukan 4 HOK 75.000 300.000
3 Penjarangan 10 HOK 75.000 750.000
4 Pemotongan Cabang 6 HOK 75.000 450.000
Subtotal 3.000.000
Penyulaman1 Pupuk 50 Kg 30.000 1.500.000
2 Pemupukan 4 HOK 75.000 300.000
3 Penjarangan 10 HOK 75.000 750.000
4 Pemotongan Cabang 6 HOK 75.000 450.000
Subtotal 3.000.000
1 Bibit 300 Pohon 1.500 450.000
2 Tenaga Kerja 20 HOK 75.000 1.500.000
Subtotal 1.950.000
![](file:///C:\DOCUME~1\MICROS~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1 Survey Lokasi 2 HOK 150.000 300.000
2 Pengukuran 4 HOK 300.000 1.200.000
3 Pembuatan Laporan 2 HOK 300.000 600.000
4 Laporan 1 Eksemplar 2.000.000 2.000.000
Subtotal 4.100.000
Perencanaan
Pemanenan
1 Survey Lapang 4 HOK 200.000 800.000
2 Pemotongan 20 HOK 150.000 3.000.000
3 Transportasi 1 2.000.000 2.000.000
Subtotal 5.800.000
1 Survey Lapang 4 HOK 200.000 800.000
2 Pemotongan 20 HOK 150.000 3.000.000
3 Transportasi 1 2.000.000 2.000.000
Subtotal 5.800.000
TOTAL 94.832.000
Perhitungan pendapatan menggunakan asumsi-asumsi berikut :
1. Panen dilakukan secara parsial, yaitu tiga kali panen (Penjarangan kedua, ketiga, dan panen akhir)
2. Harga kayu pada penjarangan kedua Rp. 10.000/pohon,. Penjarangan Ketiga Rp. 50.000/pohon, dan Harga Kayu panen Rp. 250.000/pohon
Tabel Pendapatan selama lima tahun
No. Penerimaan Jumlah Satuan Harga satuan Total Harga
1 Penjarangan Kedua 300 Pohon 10.000 3.000.000
2 Penjarangan Ketiga 360 Pohon 50.000 18.000.000
3 Panen terakhir 840 Pohon 250.000 210.000.000
2 Penjarangan Ketiga 360 Pohon 50.000 18.000.000
3 Panen terakhir 840 Pohon 250.000 210.000.000
Total Penerimaan 231.000.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar